Salah satu tokoh yang namanya selalu disebut dalam mengenang invasi  Jepang atas Asia, khususnya Asia Tenggara adalah Admiral Isoroku  Yamamoto atau terkadang juga ada yang menyebutnya dengan Jenderal  Yamamoto atau Admiral Yamamoto. Beliau adalah otak dibalik serangan  Pearl Harbor, sebuah serangan besar pembuka yang menjadi awal perang  Pasifik.
 Yamamoto terlahir di daerah Niigata, Jepang dengan nama Isoroku Takano  pada 4 April tahun 1884. Keluarga Yamamoto kemudian mengadopsinya hingga  kemudian Ia menyandang nama keluarga Yamamoto. Track militernya dimulai  dari lulus Akademi Angkatan Laut pada tahun 1904 dan pada 1905 sudah  mendapat pengalaman perang pertamanya dengan ikut bertempur di bawah  komando Laksamana Togo melawan armada Rusia. Pertempuran tersebut  terjadi di Selat Tsushima pada Mei 1905.
Dalam pertempuran tersebut, Yamamoto terluka dan kehilangan dua jari  tangan kirinya. Akibat luka ini, hampir saja Ia dikeluarkan dari  kedinasan aktif Angkatan Laut, namun hal itu kemudian tidak terjadi.
Yamamoto tetap berdinas dan kemudian berhasil menyelesaikan studinya di  sekolah Torpedo, Sekolah Meriam dan Sekolah Staf Angkatan Laut. Pada  tahun 1919 hingga 1921, Yamamoto dikirim untuk menimba ilmu di Harvard  University. Di universitas tertua di Amerika tersebut, Yamamoto  mengambil bidang Bahasa Inggris. Pengalaman selama bersekolah di Amerika  tersebut juga banyak memberinya pemahaman tentang Amerika dan  kulturnya.
Yamamoto juga banyak berkeliling negara-negara Eropa sebelum kemudian  ditugaskan menjadi Atase Angkatan Laut di Washington DC pada tahun  1925-1928. Yamamoto kemudian ditarik ke Jepang dan diangkat menjadi  komandan kapal induk Akagi. Kelak, Yamamoto juga termasuk dalam jajaran  tokoh militer yang mendorong penggunaan kapal induk sebagai elemen  ofensif utama dari Angkatan Laut.
Beliau menyandang posisi sebagai komandan Akagi hingga tahun 1929. Kapal  itu sendiri mengalami kerusakan hebat dalam pertempuran di Midway pada  tahun 1945 saat berada dibawah komandan Taijiro Aoki dan kemudian  ditenggelamkan supaya tidak jatuh ke tangan musuh.
Selepas mengomandani Akagi, Yamamoto memimpin Departemen Teknologi  Angkatan Laut Jepang lalu kemudian diangkat sebagai Komandan Divisi I  Udara Angkatan Laut.
Dalam sebuah konferensi Angkatan Laut di London, Yamamoto menjadi  pemimpin delegasi Jepang dan Yamamoto saat itu menolak dengan keras  Washington Naval Treaty pada tahun 1922 karena dianggap isinya merugikan  Jepang.
Selepas itu Laksamana Yamamoto kemudian naik jabatan menduduki posisi  sebagai Panglima Armada Gabungan. Saat itu situasi politik sendiri telah  memanas dengan Amerika dan sekutu-sekutunya. Dengan pemikiran moderat  dan rasionalnya, Yamamoto menyiapkan beberapa skenario dalam persiapan  menuju perang yang semakin tidak terhindarkan.
Dalam benak Yamamoto, Amerika dipandangnya memiliki potensi kemampuan  industri yang luar biasa. Saat itu, rencana awal perang Jepang hanyalah  untuk menekan dan memaksa Amerika melakukan perundingan. Saat itu memang  tidak ada tujuan untuk menduduki tanah Amerika. Yamamoto sendiri dengan  pemikiran rasionalnya telah mewanti-wanti bahwa perang dengan Amerika  akan berbiaya mahal dan Amerika harus sudah digulung total dalam waktu  kurang dari 6 bulan, lebih dari itu Jepang yang akan kewalahan.
Dalam serangan Pearl Harbor yang dipimpinnya, sebanyak 5 kapal perang  Amerika jenis Battleship tenggelam, tiga rusak dan 11 kapal lain yang  merupakan campuran dari jenis Cruiser, Destroyer dan kapal-kapal  pendukung tenggelam atau rusak berat.
Yamamoto sendiri tewas dalam sebuah penyergapan oleh pesawat-pesawat  Amerika. Untuk menaikkan moral pasukan setelah kekalahan di Guadalcanal,  Yamamoto berinisiatif melakukan kunjungan ke pos-pos pertahanan Jepang  di Pasific Selatan.
Pada 14 April 1943, intelijen Angkatan Laut Amerika berhasil menangkap  dan memecahkan pesan rahasia Jepang berisi jadwal kunjungan Yamamoto  lengkap dengan waktu, tanggal, lokasi dan pesawat yang mengangkut maupun  yang mengawalnya.
Atas perintah dari Presiden Amerika, Franklin D. Roosevelt sebuah gugus  tugas dibentuk untuk melakukan pengintaian dan penyergapan terhadap  Yamamoto. Pada tanggal 19 April 1943, pesawat Yamamoto berhasil ditembak  jatuh.
Jenazah Yamamoto ditemukan sehari kemudian oleh tim penyelamat Jepang.  Jenazahnya kemudian dikremasi di Buin dan abunya dikirim ke Jepang  menggunakan kapal perang Musashi, sebuah kapal jenis Battleship.  Yamamoto mendapat upacara pemakaman resmi pada 5 Juni 1943. Sebagian  abunya dimakamkan di pemakaman umum Tama di Tokyo dan sisanya di tanah  leluhurnya di pemakaman kuil Chuko-ji di Nagaoka City.
Karir Yamamoto;
Midshipman (14 November 1904)
Ensign (31 August 1905)
Sublieutenant (28 September 1907)
Lieutenant (11 October 1909)
Lieutenant Commander (13 December 1915)
Commander (1 December 1919)
Captain (1 December 1923)
Rear Admiral (30 November 1929)
Vice Admiral (15 November 1934)
Admiral (15 November 1940)
Fleet Admiral (18 April 1943 – posthumous)
(eoc) 
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar